entertainment

Roti Aoka Viral Diduga Mengandung Pengawet Berbahaya, GAPMMI Minta BPOM Bertindak

BERITARECEH.COM -  Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman, menyampaikan tanggapannya terkait viralnya isu roti Aoka yang diduga mengandung pengawet berbahaya. Ia menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk ditindaklanjuti.

Adhi Lukman menyatakan bahwa ia belum dapat memastikan kebenaran informasi terkait kandungan zat pengawet sodium dehydroacetate dalam roti Aoka. "Jika memang benar ditemukan adanya kandungan yang tidak diizinkan, BPOM akan segera mengambil tindakan pengamanan untuk melindungi konsumen. Hal ini harus segera ditangani agar tidak membahayakan masyarakat," ujar Adhi.

Adhi juga mengonfirmasi bahwa sodium dehydroacetate memang tidak diizinkan oleh BPOM untuk digunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan dan minuman. Ia menjelaskan bahwa propionat adalah pengawet yang biasanya digunakan dalam roti, namun penggunaannya pun harus sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut, Adhi memastikan bahwa produsen roti Aoka, PT Indonesia Bakery Family (PT IBF), adalah perusahaan baru yang belum bergabung dengan GAPMMI. "Kami akan mencoba menghubungi PT IBF agar bergabung dengan asosiasi. Pada prinsipnya, asosiasi ingin mendorong semua anggota untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada," jelas Adhi.

PT Indonesia Bakery Family (PT IBF) telah memberikan klarifikasi terkait isu viral yang menuding produk mereka mengandung bahan berbahaya. Mereka menegaskan bahwa produk roti Aoka yang mereka produksi tidak mengandung bahan pengawet kosmetik sebagai pengawet dalam produknya.

Head Legal PT IBF, Kemas Ahmad Yani, dalam pernyataan tertulisnya pada Jumat (19/7), menegaskan bahwa produk roti Aoka telah melewati pengujian oleh BPOM dan mendapatkan izin edar untuk seluruh variannya sebagaimana tercantum dalam kemasan produk. "Seluruh produk roti Aoka tidak mengandung sodium dehydroacetate dan masa kedaluwarsa bukan enam bulan," kata Kemas.

Back to top button
Close