Kelemahan Kata Sandi: Penyebab Pembobolan Pusat Data Nasional
![Kelemahan Kata Sandi: Penyebab Pembobolan Pusat Data Nasional](http://beritareceh.com/portal/news/20240706/BR_1720283752.jpeg?resize=500%2C281&ssl=1)
BERITARECEH.COM - Sebuah dokumen yang mengandung nama pengguna dan kata sandi untuk mengakses data cloud virtual di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, yang diretas pada tanggal 20 Juni lalu, telah tersebar di dunia maya. Kata sandi yang digunakan oleh administrator PDNS 2 sangat lemah dan mudah ditebak: "Admin#1234."
Kata sandi yang lemah ini membuat sistem sangat rentan terhadap pembobolan. Dokumen yang berisi rincian akses tersebut dibagikan di situs web berbagi dokumen Scribd.
Sebelumnya, Semuel Abrijani Pangerapan, yang telah mengundurkan diri sebagai Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika di Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyatakan bahwa kementerian memiliki kunci enkripsi untuk mengakses PDNS 2 yang telah diretas oleh kelompok Brain Cipher.
"Kami telah mencobanya pada spesimen kami, dan berhasil, tetapi kami belum tahu pasti karena banyak hal yang terkunci," ujar Semuel pada hari Kamis.
Semuel menambahkan bahwa meskipun data tersebut aman, data tersebut tetap terkunci sehingga tidak dapat digunakan.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah dengan PDNS 2 di Surabaya yang diserang ransomware. Pemerintah berencana untuk memperkuat sistem keamanan data di Pusat Data Nasional (PDN) di tiga lokasi: Cikarang, Batam, dan ibu kota baru, Nusantara. PDN di Cikarang diharapkan akan selesai dibangun dan diresmikan pada 17 Agustus mendatang.
"Pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan PDN sebagai pengganti PDNS 2 di Surabaya untuk memastikan kemampuan dual backup dengan keamanan yang optimal," kata Hadi Tjahjanto, Jumat.
Mengenai penggunaan kata sandi yang lemah, banyak orang masih menggunakan kombinasi kata sandi sederhana yang mudah dibobol oleh peretas. Menurut penelitian terbaru dari tim NordPass, hampir sepertiga (31 persen) dari kata sandi yang paling sering digunakan di seluruh dunia hanya terdiri dari urutan angka, seperti "12345", "123456789", "000000", dan kombinasi serupa.